ASUS Fragrance Mouse MD102: Ketika Produktivitas Bertemu Sensory Experience

Saya termasuk orang yang tidak pernah terlalu memikirkan mouse. Selama bisa klik, scroll, dan tidak bikin tangan pegal, ya sudah. Tapi kebiasaan bekerja dari laptop setiap hari—berjam-jam, hampir tanpa jeda—pelan-pelan mengubah cara saya memandang aksesori kerja. 

Selama ini, mouse dikenal sebagai perangkat fungsional. Titik. Sepanjang ketika diklik responsif, desain ergonomis, ya sudah. Namun setelah datang di acara Gathering ASUS di bulan Desember 2025 di Makassar, Saya mencoba ASUS Fragrance Mouse MD102 dan sejak itu saya melihat Mouse dengan  cara yang berbeda. 

Pertama Kali Dipakai: Tidak Ada “Wow”, Tapi Ada Rasa Penasaran 

ASUS Fragrance Mouse MD102

Saat pertama kali melihat ASUS Fragrance Mouse MD102, kesan awalnya sederhana. Desainnya simple, minimalis, tidak mencolok. Tidak ada RGB, tidak ada bentuk agresif. Kalau dilihat sepintas, ini mouse kerja yang kalem. Warnanya juga sangat... cewe banget. Lucuk! 

Ketika saya coba pegang, kok kayak ada yang beda ya. Bentuknya tuh enak banget di tangan. Saat mouse mulai digunakan, aroma lembut perlahan terasa—tidak menyengat, tidak mengganggu, hanya cukup untuk memberi kesan bersih dan menenangkan. Ah, ini apa? 

Karena penasaran, langsung aja ASUS Fragrance Mouse MD102 saya hubungkan dengan ASUS V400 AiO yang ringkas, rapi, dan fungsional. Saat diletakkan berdampingan,  keduanya terlihat seperti memang dibuat untuk saling melengkapi, bukan dipaksa cocok. Ya kayak kamu dan aku, gitu.... 

Proses menghubungkannya ke laptop juga mulus. Tinggal nyalakan, sambungkan secara nirkabel, selesai. Tidak ada drama, tidak ada instalasi aneh-aneh. 

Aroma di Mouse? Awalnya Aneh, Lama-Lama Masuk Akal 

Di bagian bawah mouse terdapat kompartemen kecil untuk fragrance. Jujur, reaksi awal saya agak skeptis. Mouse pakai aroma? Perlu, ya? 

ASUS Fragrance Mouse MD102

Ternyata, setelah digunakan, efeknya tidak seperti yang saya bayangkan. Aromanya sangat lembut. Tidak menusuk. Tidak “menyebar” ke seluruh ruangan. Justru terasa personal—hanya tercium saat tangan benar-benar aktif bergerak.

Saat bekerja lama, aroma ini seperti latar belakang yang halus. Tidak mengganggu fokus, malah terasa menenangkan. Rasanya mirip ketika bekerja di ruangan yang bersih dan tertata rapi—bukan karena wangi yang kuat, tapi karena suasananya terasa nyaman.

Saya pernah baca bahwa Aroma lembut itu bisa  membantu otak masuk ke kondisi alert but calm. Artinya:

  • pikiran lebih terarah

  • distraksi berkurang

  • tidak bikin tegang seperti kafein berlebih

Karena indera penciuman langsung terhubung ke sistem limbik (pusat emosi dan memori), aroma bisa “menyetel” suasana kerja tanpa perlu usaha sadar. Bukan membuat santai berlebihan, tapi mencegah burnout pelan-pelan. Secara psikologis, ini meningkatkan perceived control—perasaan bahwa kita memegang kendali atas apa yang kita kerjakan. Dampaknya langsung ke produktivitas dan dalam pekerjaan jangka panjang, itu bukan efek kecil 

Bayangkan jika kita bekerja beberapa jam nonstop dengan mouse seperti ini. Biasanya, di jam-jam tertentu fokus mulai turun. Tapi dengan Mouse MD102 Asus ini, suasananya terasa lebih stabil. Bukan karena aromanya ajaib, tapi karena pengalaman kerjanya terasa lebih nyaman. 

Gimana kalau fragrancenya habis, bisa direfill gak? Bisa dong.. dan kita bisa pilih fragrance sesuai dengan preferensi.  Di sinilah mouse ini terasa berbeda. Bukan gimmick, bukan asal buat. Ternyata ada efek psikologisnya.  Wewangian saat bekerja punya efek yang nyata, meski sering bekerja “diam-diam” di level bawah sadar. 

Dipakai Seharian: Ringan, Nyaman, Tidak Melelahkan

Dalam penggunaan nyata—mengetik, browsing, scroll dokumen panjang, buka banyak tab—ASUS Fragrance Mouse MD102 terasa ringan dan seimbang. Bentuknya pas di tangan. Tidak terlalu tinggi, tidak terlalu pipih. 

Kliknya empuk dan relatif senyap. Cocok untuk kerja di rumah, coworking space, atau ruangan yang tidak ingin dipenuhi suara klik berisik. Scroll wheel-nya halus dan presisi, enak untuk membaca artikel panjang atau mengedit dokumen. 

Lalu soal aromanya?

Ini bagian yang tidak bisa diukur dengan angka DPI atau polling rate. Aromanya bekerja di level bawah sadar. Saat fokus mulai turun, aroma lembut itu seperti pengingat halus untuk tetap hadir. Tidak mengalihkan perhatian, justru membantu menjaga ritme kerja. Bagi pengguna yang sering bekerja lama di depan layar—writer, content creator, pekerja remote—ini bukan detail sepele.

Saya membayangkan meskipun dipakai berjam-jam, tangan pasti tidak cepat pegal. Ini penting, terutama kalau saya bekerja sambil pakai laptop seperti ASUS yang memang dirancang untuk mobilitas dan durasi panjang. Cocoklah! 

Tampilan: Simpel, Tapi Terlihat “Niat”

Secara visual,  ASUS Fragrance Mouse MD102 mengikuti DNA desain ASUS: simpel, modern, dan tidak berlebihan.

  • Bentuk: ergonomis dengan kontur lembut, cocok untuk tangan kanan maupun kiri.

  • Finishing: matte halus yang tidak mudah meninggalkan bekas sidik jari.

  • Warna: netral dan elegan, mudah menyatu dengan desain laptop atau PC ASUS  yang juga clean.

Saat diletakkan berdampingan dengan salah satu All in One PC ASUS, mouse ini tidak terlihat seperti aksesori tambahan. Ia terasa satu ekosistem. Meja terlihat rapi, profesional, dan estetik tanpa usaha berlebih. Tidak terlihat seperti aksesori tambahan yang asal beli. 

ASUS Fragrance Mouse MD102

Buat cewek mouse ini sudah seperti aksesories yang bantu tampilan kita tetap professional tapi juga fashionable, gak sih? Tipe mouse yang membuat setup kerja terlihat dewasa—tidak ramai, tidak berisik, tapi tetap punya karakter. 

Pengalaman yang Tidak Bisa Dijelaskan dengan Spesifikasi di Atas Kertas 

Kalau bicara spesifikasi, Mouse MD102 Asus ini memang solid. Tapi yang membuatnya berkesan justru hal-hal yang tidak bisa ditulis di tabel teknis, sih menurutku. 

ASUS Fragrance Mouse MD102

Ada rasa nyaman yang konsisten. Ada suasana kerja yang lebih tenang. Ada pengalaman kecil yang membuat aktivitas sehari-hari terasa sedikit lebih menyenangkan. Secara visual, Mouse MD102 Asus ini catchy, secara teknis sangat compatible dan easy to use dan secara psikologis, ini sudah jelas bikin nyaman. 

Jujur saja, setelah terbiasa, kembali ke mouse biasa terasa kurang “hidup”.  

Experience Keseluruhan: Lebih dari Sekadar Mouse

Jika dirangkum, pengalaman menggunakan ASUS Fragrance Mouse MD102 bersama Laptop atau PC  bisa dijelaskan dengan tiga kata: nyaman, tenang, personal.

Dari sisi teknis, mouse ini menjalankan tugasnya dengan sangat baik:

  • Responsif untuk kerja harian

  • Stabil untuk penggunaan lama

  • Praktis dan portabel

Namun nilai tambahnya ada pada pengalaman sensorik. ASUS berani bermain di area yang jarang disentuh produsen aksesori: emosi penggunaDi tengah rutinitas kerja yang sering monoton, mouse ini memberi sentuhan kecil yang terasa “manusiawi”. Bukan untuk pamer, bukan untuk gaya-gayaan—tapi untuk kualitas pengalaman.

Cocok untuk Siapa?

ASUS Fragrance Mouse MD102 paling relevan untuk:

  • Pengguna Laptop atau PC  yang ingin setup kerja lebih personal

  • Profesional kreatif, penulis, dan pekerja remote

  • Pengguna yang peduli estetika meja kerja

  • Mereka yang menghargai kenyamanan jangka panjang, bukan sekadar spesifikasi

Jika Kamu mencari mouse gaming agresif dengan RGB mencolok, ini bukan targetnya. Tapi jika Kamu  mencari mouse yang nyambung dengan ritme kerja modern—tenang, fokus, dan efisien—MD102 layak dipertimbangkan. 

Kesimpulan: Detail Kecil yang Mengubah Cara Bekerja

ASUS Fragrance Mouse MD102 membuktikan bahwa inovasi tidak selalu harus besar dan mencolok. Kadang, cukup satu detail kecil—aroma lembut di telapak tangan—untuk membuat pengalaman bekerja terasa berbeda.

Dipadukan dengan laptop atau PC  ASUS, 
ASUS Fragrance Mouse MD102 ini menciptakan ekosistem kerja yang fungsional sekaligus nyaman. Bukan hanya soal menyelesaikan pekerjaan, tapi bagaimana rasanya saat menjalaninya. Jujur saja—setelah terbiasa bekerja dengan mouse yang memperhatikan mood, kembali ke mouse “biasa” terasa… hambar.

Itu mungkin tanda bahwa ASUS berhasil. Setidaknya pada Saya. Kalau Kamu gimana, sudah coba? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Drama Korea : MISAENG, an Incomplete Life, Complete Without Love Line

10 Hal yang Paling Sering Ditanyakan Tentang Daehan, Minguk, Manse - Song Triplets

Akhirnya Kembali Ngeblog: Apakah Blog Masih Menjadi Tren di 2024 ?